JADIKAN KAMI TUNAS-TUNAS BANGSA YANG BERILMU TINGGI

Sabtu, 01 Maret 2008

Bibit Niaga Itik Petelur Unggulan

PENDAHULUAN

Potensi itik Indonesia cukup besar terbukti dari terdapatnya berbagai jenis itik lokal yang sangat bervariasi baik karena pengaruh kemampuan genetik maupun karena pengaruh lingkungan. Untuk meningkatkan produksi itik lokal sekaligus menghasilkan bibit itik yang mempunyai kemampuan beradaptasi terhadap lingkungan telah dilakukan serangkaian penelitian di Balai Penelitian Ternak. Penelitian diarahkan pada evaluasi kemampuan produksi berbagai jenis itik lokal dan akhirnya di peroleh galur itik hasil persilangan MA (Mojosari x Alabio). Itik hibrida ini diharapkan mampu beradaptasi dengan lingkungan dan berpotensi sebagai bibit niaga penghasil telur, dengan sistem terkurung. Secara komersial, itik hibrida ini diberi nama itik "RATU". Agar itik hibrida "RATU" sebagai bibit niaga tersedia secara komersial, maka Balai Pembibitan Ternak Unggul (BPTU) Kambing, Domba, dan Itik yang berlokasi di Pelaihari (Kalsel), berkerjasama dengan Balitnak bertindak sebagai salah satu pusat perbanyakan (Multiplication Center, sesuai dengan mandatnya scbagai Unit Teknis dari Dircktorat Jenderal Peternakan.

SISTEM PRODUKSI ITIK

Kelompok itik Mojosari dan Itik Alabio sebagai bibit induk perlu mengalami proses seleksi lebih dahulu untuk memantapkan produktivitasnya. Persilangan di antara bibit induk ini dipakai untuk menghasilkan itik hibrida dengan segala keunggulannya. Persilangan itik dilakukan dengan teknik Inseminasi Buatan (IB) atau kawin alami. Itik yang dipergunakan adalah itik jantan Mojosari umur 7-8 bulan dan itik betina Alabio umur 6-7 bulan, sebagai bibit induk yang sudah terseleksi. Untuk itik yang dikawinkan secara alami, itik diperlihara di kandang berukuran 5 m2 yang disekat dengan pembatas setinggi 0,60 cm. Untuk setiap luasan kandang diisi 20 ekor itik (2-3 jantan) yang dilengkapi dengan tempat pakan dan minum. Tempat pakan diletakkan pada satu ujung kandang dan tempat minum di ujung kandang lainnya, hal ini dilakukan untuk menghindari pakan yang terbuang akibat kebiasaan itik setelah makan segera mencari.

Tabel 1. Rekomendasi kebutuhan gizi pakan itik berdasarkan umur.

Uraian

Anak

(0-8 mgg)

Dara

(8-20 mgg)

Dewasa

(> 20 mgg)

Kebutuhan Gizi

• Protein

18-20

15-16

17-19

• Energi (Kkal/kg)

3100

2700

2800

• Ca ("ti)

0.60-1.10

0.600-1.70

2.90-3.25

• tersedia (%)

0.60

0.60

0.60

Keteranqan : Mgg=Minggu

Pakan yang diberikan dapat dibuat sendiri atau diperoleh dalam bentuk konsentrat dari toko pakan ternak yang selanjutnya dicampur dengan sumber energi (misalnya dedak dan jagung) untuk memenuhi kebutuhan itik. Kebutuhan gizi itik berdasarkan umur tercantum pada Tabel 1. Produksi telur 50% dan 80 % dari itk "RATU" diperoleh masing-masing pada bulan ke -7 dan 8 dengan puncak produksi 93,7 %. Bobot telur itik “RATU” selama setahun rata-rata 70,9 gram dengan rasio konversi pakan 3,2. Rataan produksi telur selama setahun produksi adalah 71,5 %.

Tabel 2. Produktivitas 3 Galur Itik

Parameter Genotipa

Nilai Heterosis

A M RATU (%)

Umur pertama bertelur (minggu)

24,0 25,0 22,0 -10,4

Bobot telur pertama (gram)

55 53,7 563 9,4

Bobot badan pertama bertelur (gram)

1761 1616 1803 2,4

Produksi telur 3 btn (%)

66,5 66,8 74.2 11,7

Produksi telur 1 thn (%)

62,8 61,0 71,5 15,5

PRODUKTIVITAS ITIK RATU

Secara umum produktivitas dan pertambahan bobot badan hasil persilangan itik "RATU" lebih baik dari tetuanya. Dengan persilangan ternyata akan mempercepat umur pertama bertelur, meningkatkan produksi dan bobot telur, serta pertumbuhan lebih cepat.

Tabel 3. Produksi Telur “RATU"

Parameter

Rataan

Puncak produksi, %

93,7

Rataan Produksi, % / tahun

71,5

Bobot telur itik, gram

70,9

Rasio konversi pakan

3,2

Pengembangan itik hibrida "RATU" sebagai bibit niaga itik petelur merupakan wujud pemanfaatan sumber genetis ternak lokal dalam pengembangan peternakan itik secara komersial.

KEUNGGULAN ITIK RATU

Keunggulan itik "RATU" adalah :

  1. Umur pertama bertelur lebih awal

  2. Produktivitas telur lebih tinggi

  3. Konsistcnsi produksi lebih cepat

  4. Pertumbuhan lebih cepat

  5. Anak jantan dapat dijadikan itik pedaging/potong bila dibandingkan dengan anak itik Mojosari ataupun Alabio


SELAMAT DATANG DI BLOG SONEOGONDRONG@GMAIL.COM WWW.LAROSOSENG.ORG

Tidak ada komentar:

Templates-Gallery